Minggu, 27 November 2011

sejarah rencong aceh

Rencong Aceh
Aceh dikenaldengan tanah Rencong sejak Tahun 80-an dimana masyarakat Aceh percaya bahawa Rencong adalah suatu alat untuk menakutkan musuh dalam peperangan, Rencong Aceh adalah benda pusaka yang digunakan oleh nenek moyang (Indatu) masyarakat Aceh dalam peperangan yang hingga kini Aceh di dijuluki nama Tanah Rencong.
Berbicara tentang Tanah Rencong, kita harus mengilustrasikan bagaimana sejarah berdirinya rencong dan  perkembnangannya
dan/atau peperangan Aceh yang sejak tahun 80-an hingga kini mempertahankan Tanah Rencong Serambi Mekah. Sejak dari kepemimpinan Malik Al-Shaleh sebelum dinasti pada tahun 699 H- 1341 H atau bersamaan dengan tahun 1385 M – 1923 M, munculnya kerajaan Samudra pasai yang berada di wilayah Aceh yang didirikan oleh Merah Silu (Maha Raja) yang segera mengganti nama setelah masuk islamdengan nama Malik Al- Shaleh yang meninggal pada tahun1297. Disitulah kita dapat melihat sejarah berdirinya islam di Aceh.
Karena saat itu Aceh sangat maju dan kompak atau sependapat dalam menuntaskan suatu perkara, maka timbullah pemikiran seorang diantara para pejuang aceh untuk memberi nama Negeri Aceh dengan julukan Tanah Rencong dan karena para jamaah dulu yang menunaikan ibadah haji ketika pergi ke mekah  harus melintasi Aceh, maka di kenal dengan Serambi Mekah (Pintoe Muekah).
Setelah meninggalnya Malik Al- Shaleh, kepemimpinan Aceh diganti oleh Malik Az- Zahir cucu Malik Al- Shaleh, beliau mempertahankan Tanah Rencong Aceh dengan menggunakan politik Samudra Pasai yang bertentangan dengan Politik Gajah Mada, sehingga Aceh mencapai nilai tertinggi atau terkaya di benua asia.
Kemudian dilanjudkan oleh Sultan Iskandar Muda , Menurut seorang penjelajah asal Prancis yang tiba pada masa kerajaan Sultan Iskandar Muda mengatakan  Aceh merupakan Negeri yang sangat kaya dan makmur, kekuasaan Aceh mencapai pesisir barat Minang Kabau Sumatera Timur, hingga Perak di Semenanjung Malaisiya. Aceh merupakan salah satu bangsa yang memiliki tradisi militer, dan pernah menjadi bangsa terkuat diselat malaka dalam mempertahankan  tatnah rencong (Negara).
Mari kita lihat sekarang bagaimana perkembangan Aceh.....?, ketika kita mendengar sejarah Aceh, kita sangat bangga, akan tetapi sekarang masyarakat Aceh  di permainkan oleh keindahan dunia (Rp) sehingga tidak lagi mempehatikan atau mempertahankan  Adat, Agama dan hasil perjuangan nenek moyang dulu bahkan tidak peduli lagi terhadap negara.
Sewaktu Konflik di Aceh  peperangan antara GAM dengan RI masyarakat sangan mengharapkan kedamaian dan masyarakat ingin pemeritahan Aceh dipegang oleh orang aceh sendiri, karena masyarakat berpikir dengan ada kedamaian Aceh akan kembali seperti Aceh yang dulu, yaitu Propinsi terkaya di Indonesia, tapi itu hanya mimpi Keledai, bahkan sekarang Aceh semakin merosot, dan tingkat kejayaannya lebih menurun daripada ketika konflik.
Berbagai macam terjadi Ketika pemerintahan aceh di jabat sendiri, yaitu Korupsi, Hak ataupun keluhan masyarahat tidak di penuhi bahkan antara pemerintah dengan masyarakat, tidak lagi sependapat karena lebih memikir jabatan dan uang, sehingga masyarakat pedalamanmasih banyak terbengkalai, karena tida ada perhatian pemerintah.padahal Aceh penghasilannya lebih besar penghasilannya lebih besar dibandingkan Propinsi lain, kalau kita lihat dari berbagai sumber dana misalnya penghasilan pajak daerah (PPD) itu apabila di korupsi  pasti masyarakat aceh sangat jaya. Masyarakat fakir, miskin tidak perlu mengemis, tapi penghasilan tersebut tidak ada, kita tidak tau bagaimana kinerja pemerintah Aceh sekarang.
Terkait Korupsi
Korupsi di Aceh dari tahun 2009 sampai dengan 2010 terdapat potensi kerugian Aceh mencapai Rp 1,8 triliun, dengan total sebanyak 170 kasus Korupsi di Aceh, jika seperti ini apakah aceh akan maju....?. tidak akan pernah... selama Rencong masih menusuk  hati dan perut masyarakat sendiri.[1]
Politik
Berkaitan dengan Politik apakah Politisi Aceh sudah siap jadi pemimpin...? kita dapat menggambarkan apbila diantara Politisi Aceh masih punya sikap mengkambing hitamkan orang lain ketika kampanyoe pasti akan terjadi pembunuhan, karena kita sudah melihat kejadian masa lalu (tahun 2006), dan apabila politisi Aceh, hanya memikirkan jabatan dan uang ketika terpilih tidak peduli terhadap masyarakat, karena kita tau uang itu sangat dibutuhkan di dunia tapi jangan sampai kita dipermainkan olehnya.
Poin – poin MoU
Masyarakat sekarang sedang menunggu hasil perdamaian aceh yang diberikan beberapa poin untuk pemeritahan Aceh, tapi masyarakat hinggakini belum melihat atau mendengarnya misalnya tentang : Lagu Nasional Aceh, Himne, lambang dan Banyak lagi yang tidak mungkin disebutkan.
Namun masyarakat Aceh tidak mengutamakan hal itu masyarakat hanya berharap Aceh bangkit dari keterpurukannya dan diharapkan pemerintah diharap tidak makan hak masyarakat dan masyarakat berharap ketegasan pemerintah Aceh dalam memimpin dang jangan sampai Rencong yang yang kita pegang dipegang oleh orang lain untuk menusuk masyarakat Aceh sendiri, dan masyarakat juga berharap Syariat Islam di Aceh agar di tegaskan, berilah hukuman yang setimpal kepada orang yang melanggarnya jangan sampai negara kita dianggap oleh Negara lain  Negara Yahudi nomor dua, jika ini terjadi sama juga orang Aceh  yang punya Rencong, orang lain yang memegangnya sehingga kita di tusuk dari belakang atau lebih dikenal dengan senjata makam tuan.

                                                                                Penulis : Muhammad Yunus
Mahasiswa Dakwah/ KPI
STAIN Mal Lhokseumawe





ceramah singkat



Rencong Aceh
Aceh dikenaldengan tanah Rencong sejak Tahun 80-an dimana masyarakat Aceh percaya bahawa Rencong adalah suatu alat untuk menakutkan musuh dalam peperangan, Rencong Aceh adalah benda pusaka yang digunakan oleh nenek moyang (Indatu) masyarakat Aceh dalam peperangan yang hingga kini Aceh di dijuluki nama Tanah Rencong.
Berbicara tentang Tanah Rencong, kita harus mengilustrasikan bagaimana sejarah berdirinya rencong dan  perkembnangannya
dan/atau peperangan Aceh yang sejak tahun 80-an hingga kini mempertahankan Tanah Rencong Serambi Mekah. Sejak dari kepemimpinan Malik Al-Shaleh sebelum dinasti pada tahun 699 H- 1341 H atau bersamaan dengan tahun 1385 M – 1923 M, munculnya kerajaan Samudra pasai yang berada di wilayah Aceh yang didirikan oleh Merah Silu (Maha Raja) yang segera mengganti nama setelah masuk islamdengan nama Malik Al- Shaleh yang meninggal pada tahun1297. Disitulah kita dapat melihat sejarah berdirinya islam di Aceh.
Karena saat itu Aceh sangat maju dan kompak atau sependapat dalam menuntaskan suatu perkara, maka timbullah pemikiran seorang diantara para pejuang aceh untuk memberi nama Negeri Aceh dengan julukan Tanah Rencong dan karena para jamaah dulu yang menunaikan ibadah haji ketika pergi ke mekah  harus melintasi Aceh, maka di kenal dengan Serambi Mekah (Pintoe Muekah).
Setelah meninggalnya Malik Al- Shaleh, kepemimpinan Aceh diganti oleh Malik Az- Zahir cucu Malik Al- Shaleh, beliau mempertahankan Tanah Rencong Aceh dengan menggunakan politik Samudra Pasai yang bertentangan dengan Politik Gajah Mada, sehingga Aceh mencapai nilai tertinggi atau terkaya di benua asia.
Kemudian dilanjudkan oleh Sultan Iskandar Muda , Menurut seorang penjelajah asal Prancis yang tiba pada masa kerajaan Sultan Iskandar Muda mengatakan  Aceh merupakan Negeri yang sangat kaya dan makmur, kekuasaan Aceh mencapai pesisir barat Minang Kabau Sumatera Timur, hingga Perak di Semenanjung Malaisiya. Aceh merupakan salah satu bangsa yang memiliki tradisi militer, dan pernah menjadi bangsa terkuat diselat malaka dalam mempertahankan  tatnah rencong (Negara).
Mari kita lihat sekarang bagaimana perkembangan Aceh.....?, ketika kita mendengar sejarah Aceh, kita sangat bangga, akan tetapi sekarang masyarakat Aceh  di permainkan oleh keindahan dunia (Rp) sehingga tidak lagi mempehatikan atau mempertahankan  Adat, Agama dan hasil perjuangan nenek moyang dulu bahkan tidak peduli lagi terhadap negara.
Sewaktu Konflik di Aceh  peperangan antara GAM dengan RI masyarakat sangan mengharapkan kedamaian dan masyarakat ingin pemeritahan Aceh dipegang oleh orang aceh sendiri, karena masyarakat berpikir dengan ada kedamaian Aceh akan kembali seperti Aceh yang dulu, yaitu Propinsi terkaya di Indonesia, tapi itu hanya mimpi Keledai, bahkan sekarang Aceh semakin merosot, dan tingkat kejayaannya lebih menurun daripada ketika konflik.
Berbagai macam terjadi Ketika pemerintahan aceh di jabat sendiri, yaitu Korupsi, Hak ataupun keluhan masyarahat tidak di penuhi bahkan antara pemerintah dengan masyarakat, tidak lagi sependapat karena lebih memikir jabatan dan uang, sehingga masyarakat pedalamanmasih banyak terbengkalai, karena tida ada perhatian pemerintah.padahal Aceh penghasilannya lebih besar penghasilannya lebih besar dibandingkan Propinsi lain, kalau kita lihat dari berbagai sumber dana misalnya penghasilan pajak daerah (PPD) itu apabila di korupsi  pasti masyarakat aceh sangat jaya. Masyarakat fakir, miskin tidak perlu mengemis, tapi penghasilan tersebut tidak ada, kita tidak tau bagaimana kinerja pemerintah Aceh sekarang.
Terkait Korupsi
Korupsi di Aceh dari tahun 2009 sampai dengan 2010 terdapat potensi kerugian Aceh mencapai Rp 1,8 triliun, dengan total sebanyak 170 kasus Korupsi di Aceh, jika seperti ini apakah aceh akan maju....?. tidak akan pernah... selama Rencong masih menusuk  hati dan perut masyarakat sendiri.[1]
Politik
Berkaitan dengan Politik apakah Politisi Aceh sudah siap jadi pemimpin...? kita dapat menggambarkan apbila diantara Politisi Aceh masih punya sikap mengkambing hitamkan orang lain ketika kampanyoe pasti akan terjadi pembunuhan, karena kita sudah melihat kejadian masa lalu (tahun 2006), dan apabila politisi Aceh, hanya memikirkan jabatan dan uang ketika terpilih tidak peduli terhadap masyarakat, karena kita tau uang itu sangat dibutuhkan di dunia tapi jangan sampai kita dipermainkan olehnya.
Poin – poin MoU
Masyarakat sekarang sedang menunggu hasil perdamaian aceh yang diberikan beberapa poin untuk pemeritahan Aceh, tapi masyarakat hinggakini belum melihat atau mendengarnya misalnya tentang : Lagu Nasional Aceh, Himne, lambang dan Banyak lagi yang tidak mungkin disebutkan.
Namun masyarakat Aceh tidak mengutamakan hal itu masyarakat hanya berharap Aceh bangkit dari keterpurukannya dan diharapkan pemerintah diharap tidak makan hak masyarakat dan masyarakat berharap ketegasan pemerintah Aceh dalam memimpin dang jangan sampai Rencong yang yang kita pegang dipegang oleh orang lain untuk menusuk masyarakat Aceh sendiri, dan masyarakat juga berharap Syariat Islam di Aceh agar di tegaskan, berilah hukuman yang setimpal kepada orang yang melanggarnya jangan sampai negara kita dianggap oleh Negara lain  Negara Yahudi nomor dua, jika ini terjadi sama juga orang Aceh  yang punya Rencong, orang lain yang memegangnya sehingga kita di tusuk dari belakang atau lebih dikenal dengan senjata makam tuan.

                                                                                Penulis : Muhammad Yunus
Mahasiswa Dakwah/ KPI
STAIN Mal Lhokseumawe